"Dimana ada perpisahan, disitu akan ada awal baru yang menunggu.
Dimana ada kesedihan, disitu akan ada seuntai senyum yang menuntun pada bahagia.
Dimana ada kekecewaan, disitu akan ada sejuta rasa percaya yang menunggu untuk ditanam dan tumbuh."
Aku selalu percaya, aku selalu yakin bahwa seseorang yang benar-benar tulus akan memberi awal baru, seuntai senyum, dan sejuta rasa percaya yang tidak akan pernah lekang dimakan waktu.
Aku bisa menunggu, aku bisa diam saja dan melihat waktu yang terus berjalan. Tapi untuk apa? Untuk menyadari pada akhirnya sesuatu yang tidak ada usaha akan sia-sia?
Aku terus mencari, hingga pada sudut ini aku telah menemukannya.
Dia yang tidak pernah berpikir pendek. Dia yang jiwanya sudah terlihat seperti pemimpin. Dia yang tidak pernah sekalipun lupa mengingatkanku shalat 5 waktu di setiap harinya. Dia yang pertama kali mengajakku ke Rumah Allah saat kita sedang berada diluar rumah agar tidak terlewat waktu shalatnya.
Dia juga, yang selalu dielu-elukan tiap wanita....
Setitik demi setitik rasa ragu itu muncul. Ragu, apakah aku bisa membuatnya bahagia? Ragu, apakah dia memiliki rasa yang sama besarnya seperti milikku? Dan kemudian sesak. Tetes demi tetes sering aku jatuhkan ke pelupuk mata. Aku tidak mungkin bisa mengimbanginya, dia yang selalu terlihat sempurna di hadapan setiap orang.
Tapi Allah Yang Maha Kuasa, selalu memberikan ketenangan disetiap aku selesai bersujud kepada-Nya dan seolah memberi isyarat padaku, bahwa jika dia adalah pembawa bahagia dan benar-benar tulus pasti dia melihat jauh ke dalam hatiku. Dari kutipan yang saya buat di awal ketikan jemari ini, saya memiliki ruang harapan yang besar untuk dia isi dan dia jaga, sampai waktu enggan untuk menghitung detik-detiknya sendiri.
Untuk kamu, yang selalu aku tatap dalam-dalam dan diam-diam dari kejauhan.
kok natap nya dari kejauhan ya?
BalasHapussedih banget ya ini postingan
semangat mbak
eh, main main ke blog gua juga ya
hahaha soalnya dia kakak tingkat bro.. jadi kalo dikampus diem-dieman aja haha.
Hapussiap :)
Maksudnya jadi 'secret admirer' gitu, Ve? :''3
BalasHapusHmm. Kalo ini bukan fiktif, cuma pengin kasih saran aja. Sepik kan udah menjadi hal yang lazim. Kenapa gak dicoba aja, biar semakin deket gitu. Hahaha.
Iya, soalnya kata ibu guru: secret admirer cuma terbuai sama harapan aja. Kan, jadi rentan galau..... :p
ya gak hjadi secret admirer juga sih.. kita udah sering jalan bareng. dia kakak tingkat jg, jd sering aku liatin diem-diem :> ga tau gimana perasaan dia ke aku fufu~
Hapuspostingan galau . . :D
BalasHapusmampir diblog q juga ya . . .